Puskesmas Banjarnegara 1 baru saja meraih apresiasi penghargaan nasional dengan kategori Paripurna pada Jambore Puskesmas Nasional ke-2 (Jampusnas) yang diselenggarakan oleh APKESMI (Akselerasi Puskesmas Indonesia) di Yogyakarta, pada tanggal 30 Oktober hingga 2 November 2025. Penghargaan ini diberikan atas inovasi yang diperkenalkan oleh Puskesmas Banjarnegara 1 dalam bidang pelayanan kesehatan anak sekolah, yaitu RATU PERGI KE SEKOLAH (Rangkaian Terpadu Pelayanan Terintegrasi Kesehatan Anak Sekolah). Inovasi ini berhasil menjawab tantangan dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi pelayanan kesehatan bagi anak-anak usia sekolah, serta mendukung mereka untuk dapat belajar dalam kondisi fisik dan mental yang optimal.

Inovasi ini dibawakan langsung oleh Kepala Puskesmas Banjarnegara 1, Khusnul Khotimah, S.Si.T., M.Kes, yang memimpin langsung penerapan program ini dan mempresentasikan di hadapan para Juri lomba inovasi Jambore Puskesmas Nasional. Dedikasi, kepemimpinan, kerjasama dan kolaborasi menjadi kunci kesuksesan inovasi ini dalam mempercepat pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) di sektor kesehatan anak sekolah.

8 Langkah CQI dalam Inovasi RATU PERGI KE SEKOLAH

Inovasi ini dilaksanakan dengan pendekatan Continuous Quality Improvement (CQI), yang merupakan upaya untuk secara berkelanjutan meningkatkan kualitas pelayanan. Berikut adalah 8 langkah CQI yang diterapkan dalam program RATU PERGI KE SEKOLAH:

Langkah 1 – Menentukan Aktivitas

Pelayanan kesehatan anak sekolah adalah bagian dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang harus dicapai oleh setiap Puskesmas. Puskesmas Banjarnegara 1 membina 32 sekolah, yang terdiri dari Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Namun, meskipun target pelaksanaan mencapai 396 kegiatan per tahun, hingga Mei 2024 baru tercapai 20% (82 kegiatan). Sehingga butuh model pelayanan terpadu, efisien, kolaboratif, dan terintegrasi berbasis tim. Inovasi ini hadir untuk mempercepat pelayanan dengan cara kerja yang lebih terintegrasi dan efisien.

Langkah 2 – Mengidentifikasi Akar Penyebab Masalah

Melalui analisis Fishbone dan 5-Why, teridentifikasi bahwa akar masalah utama adalah kurangnya integrasi antarprogram dalam pelayanan kesehatan. Setiap program kesehatan (gizi, UKGS, sanitasi, dll.) dilakukan terpisah, mengakibatkan duplikasi kegiatan yang membuang waktu dan tenaga. Hal ini menjadi fokus utama yang diatasi dengan inovasi RATU PERGI KE SEKOLAH.

Langkah 3 – Menentukan Solusi

Solusi yang dipilih adalah membangun sistem pelayanan terpadu lintas program, di mana seluruh kegiatan kesehatan dilakukan dalam satu kunjungan. Tim kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, tenaga gizi, sanitarian, dan promosi kesehatan bekerja bersama untuk memberikan pelayanan yang lebih efisien tanpa mengurangi kualitas. Dengan slogan Sekali jalan, semua layanan terlaksana

Langkah 4 – Merencanakan Penerapan

Perencanaan inovasi ini dilakukan dengan strategi terintegrasi, di antaranya penjadwalan kegiatan yang disesuaikan dengan kalender akademik, pembentukan tim lintas program, dan melibatkan lintas profesi, program dan lintas sektor. Semua kegiatan dicatat dan dilaporkan dan dilakukan evaluasi untuk mengkaji capaian, hambatan, dan tindak lanjut, sekaligus menjadi wadah pembelajaran lintas program.

Langkah 5 – Menerapkan Solusi

Pelaksanaan inovasi ini mulai diterapkan pada Agustus, September, Oktober 2024 dengan tujuan mempercepat pencapaian SPM dan mengurangi waktu pelaksanaan yang semula 8 bulan menjadi hanya 3 bulan. Tim lintas program melakukan kunjungan terjadwal ke setiap sekolah untuk memberikan layanan kesehatan secara bersamaan. Pelaksanaan inovasi berfokus pada prinsip “satu kali kunjungan – banyak layanan”, di mana seluruh kegiatan program kesehatan anak sekolah dilakukan secara bersamaan dalam satu kunjungan ke sekolah.

Langkah 6 – Mengevaluasi Hasil

Evaluasi dilakukan setiap bulan untuk memantau capaian kuantitatif dan kepuasan sekolah terhadap pelayanan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah kegiatan yang terlaksana, dari 20% menjadi 80%, dengan kepuasan sekolah meningkat menjadi 87%.

Langkah 7 – Menetapkan Standarisasi

Setelah terbukti efektif, inovasi RATU PERGI KE SEKOLAH dinyatakan sebagai standar operasional baru di Puskesmas Banjarnegara 1. Semua kegiatan kesehatan anak sekolah kini dilakukan dengan pola yang sama dan terintegrasi, memastikan bahwa pelayanan tetap konsisten dan berkualitas.

Langkah 8 – CQI (Continuous Quality Improvement) Selanjutnya

Keberlanjutan inovasi ini dijaga dengan perbaikan mutu berkelanjutan. Puskesmas Banjarnegara 1 akan  mengembangkan sistem digitalisasi untuk memantau capaian secara otomatis, serta melibatkan SDM yang terlatih dan kolaborasi lintas sektor untuk memastikan kualitas pelayanan tetap terjaga.

Hasil dan Dampak Langsung

Setelah implementasi inovasi RATU PERGI KE SEKOLAH, Puskesmas Banjarnegara 1 berhasil meningkatkan capaian SPM hingga 80% dalam 3 bulan implementasi, menghemat waktu pelaksanaan hingga 60%, dan memperoleh tingkat kepuasan sekolah yang tinggi . Selain itu, kolaborasi antara puskesmas, sekolah, dan masyarakat semakin solid, menciptakan budaya kerja yang lebih efisien dan berdampak langsung pada kesehatan anak sekolah.

RATU PERGI KE SEKOLAH tidak hanya sekadar inovasi lokal, tetapi juga bisa menjadi model bagi puskesmas lain yang ingin meningkatkan pelayanan kesehatan anak sekolah secara lebih terintegrasi dan efisien. Dengan pendekatan CQI dan penggunaan teknologi, inovasi ini membuka jalan bagi pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas, efisien, dan berkelanjutan.

#PuskesmasBanjarnegara1 #RatuPergiKeSekolah #KesehatanAnakSekolah #InovasiKesehatan #PelayananTerpadu #JamborePuskesmasNasional #Jampusnas2025 #APKESMI #BanjarnegaraSehat #BanjarnegaraBerinovasi